Tuesday 1 July 2014

The Purge Dimata Gue

Jika suatu saat nanti, ditentukan hari dimana hari itu kamu boleh melampiaskan seluruh amarah, dendam, keinginan menyakiti bahkan membunuh, apa yang akan terjadi? Semua itu legal. Tidak ada hukuman dan bahkan pemerintah mendukung dengan alasan untuk dunia yang lebih baik.
Yeah, kalo lu yang doyan nonton film trailer pasti tahu kemana arah pembicaraan gue.

Film tahun 2013 ini baru beberapa hari yang lalu gue tonton. Film ini berjudul The Purge. Telat sih. Padahal gue udah punya file ini dari awal tahun 2014. Tapi waktu itu gue pikir sadis banget. Bunuh-bunuhan, darah dimana-mana. Terus absurd gitu pokoknya. Meskipun gue hobi nonton film anime yang ngga jauh-jauh dari itu-itu juga. haha. Tapi kesannya beda lah..

Untuk alur ceritanya, lu googling aja.Seru sebenernya kalo diikuti. Apalagi kalo nangkep maknanya.
Dari film ini gue jadi berfikir, jika benar suatu hari nanti ada hari yang dilegalkan untuk membunuh, habislah seluruh umat manusia. Mereka akan saling bunuh tanpa di batasi hukum. Tak puas dengan satu hari, maka akan di tambah dengan hari lain, hari lagi dan hari lagi.

Dari film ini juga gue jadi inget pelajarannya ustad Talqis tentang asal-usul bulan dalam Islam dimana disana ada tiga bulan dimana bangsa arab dilarang untuk berperang. Bulan apa saja itu? Googling sanahhh.

Apa hubungannya? Disatu sisi, film the Purge melegalkan satu hari sebagai hari yang diperbolehkan dilakukan pembunuhan, sedangkan dalam asal-usul bulan penamaan bulan Islam, ada pelarangan tentang pembunuhan.

Dalam film The Purge, pemerintah melegalkan pembunuhan dalam satu hari itu agar emosi yang tersimpan di dalam masyarakat selama setahun bisa di salurkan dalam satu hari itu. So, dalam satu hari itu, yang punya dendam, boleh untuk melampiaskannya tanpa ada ancaman hukuman.
Tapi, dalam film itu juga di gambarkan bahwa sebenarnya satu hari itu adalah cara pemerintah untuk membasmi orang-orang yang tidak mampu karena mereka tidak dapat melindungi diri mereka. Berbeda dengan orang-orang kaya yang memiliki sistem keamanan yang sangat canggih sehingga dalam satu malam itu mereka aman.

Dan, sisi yang ingin saya ambil adalah benarkah emosi bisa diredam dan dilampiaskan hanya dengan satu hari? Benarkah "penyucian" itu akan menjadikan kehidupan menjadi lebih baik karena mereka tersalurkan emosinya? Benarkan tidak ada hukuman dari kelakuan mereka yang seperti psikopat?

Ah, sayang. Gue bukan ahli psikologi. Tapi gue berfikir tentang kelakuan menyimpang seorang pemerkosa. Ketika suatu hari dia berhasil memperkosa seseorang, dan tidak dilakukan hukuman, kemungkinan besar dia akan melakukan hal yang sama kemudian hari. Lihatlah kelakuan si Emon.

Gue pikir sama halnya dengan membunuh. Meski sebenernya butuh seorang psikopat untuk berani melakukan pembunuhan. Namun ketika sudah tercipta rasa ketagihan, terciptalah psikopat-psikopat yang baru. Ini sih analisis gue aja. haha.

Dan setahu gue, psikopat itu ngga bisa meredam amarah. Apalagi nunggu satu tahun. Gue ngga yakin.

Maka bersambunglah ke pertanyaan kedua. Apakah kehidupan dunia akan lebih baik jika psikopat dimana-mana? 

Lu yang jawab aja deh. Haha

Terus pertanyaan ketiga gue, benarkah tidak ada hukuman?

Saya yakin, ketika seseorang membunuh, ketika dia "belum" menjadi psikopat ada rasa bersalah yang menghantuinya. Bagaimana pun ia telah mengambil hal yang bukan miliknya. Bagaimanapun ia mungkin telah menghancurkan kehidupan satu keluarga, dan itu menyedihkan.

And the last, gue muslim, tentu gue yakin adanya kehidupan setelah kehidupan. Surga dan neraka. Itulah hukumannya. Simpel.

Sebenernya banyak banget hal yang bisa di ambil dari film ini kalo lo mau ambil hikmahnya. Apa aja?
Lo tonton aja filmnya. Haha

Share This:   FacebookTwitterGoogle+

Followers

About Me

My photo
Warna-warna yang selalu menghidupi kehidupan anda. Serba-serbinya, seluk beluknya. Bukan aku, tapi warna-warnaku dari refleksi tulisanku. Ayo menulis!!!

Popular Posts

Copyright © Tinta Kering | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com