Wednesday 9 November 2016

No Face, si Tokoh Tanpa Karakter


Beberapa hari yang lalu, selain event 4 November, ada juga yang jadi trending topik di media sosial. Kehadiran cosplay lucu nan imut seorang bocah di hari "kudus". Meski bukan bagian yang merayakan hari tersebut (hai, siapa yang mau merayakan acara kekristenan sedangkan saya muslim. Ups, SARA ya?), namun kemunculan sosok ini membuat saya tersenyum geli. Beberapa ada yang mengatakan itu hantu valak junior, tapi saya tentu masih ingat, itu hantu Kaonashi atau bahasa Inggrisnya No Face, di anime Sprited Away (2001).  Bagaimana tidak tersenyum geli, cosplaynya lucu sekali.


Dan, hari ini saya memutuskan untuk menonton anime ini kembali.

Seperti kebanyakan film garapan Gibli, film anime ini juga memiliki alur cerita yang menurut saya mengagumkan. Fantasynya ngga biasa. Jangan bandingkan dengan film animasi barat. Kalau menurut saya, mereka beda kelas. Tentu, saya masih suka animasi Jepang, atau sebut saja anime.
Spirited away sendiri mengisahkan tentang petualangan seorang bocah bernama Chihiro di dunia roh. Cerita ini diawali dengan perjalanan Chihiro dan Papa Mamanya ke rumah baru mereka. Diperjalanan ternyata mereka tersasar dan masuk ke area perbukitan yang rimbun dengan pepohonan. Akhirnya mereka sampai diujung jalan. Diujung jalan tersebut berdiri sebuah bangunan megah namun terlihat tua.
Mereka memutuskan untuk memasuki tempat tersebut lebih jauh. Mereka menemukan banyak sekali restoran yang buka, dengan makanan yang terhidang, namun tanpa penunggu. Papa dan Mama Chihiro memutuskan untuk makan, dan membayar ketika penunggu restoran itu tiba. Meski diajak, dan makanan terlihat begitu enak, namun Chihiro menolak. Ia memilih meninggalkan mereka.
Chihiro menemukan sebuah bangunan yang berdiri megah di ujung jembatan. Ketika berada di jembatan tersebut, ia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang memakai pakaian khas Jepang dan menyuruh Chihiro untuk meninggalkan tempat itu secepatnya karena hari sudah gelap. Namun terlambat, ketika Chihiro sampai ke tempat orang tuanya berada, yang ia temui adalah dua ekor babi yang sedang makan degan begitu lahap. Disisi lain, mulai berdatangan sosok-sosok hitam yang digambarkan sebagai arwah. Chihiro berlari menuju arah ia dan papa mamanya datang, memanggil-manggi nama mereka. Namun jalan yang tadi mereka lalui telah berubah menjadi lautan. Tanpa Chihiro sadari, tubuhnya menjadi transparan dan ia berlari tanpa tujuan. Ketika ia sudah lelah, ia terduduk dan menangis. Saat itulah anak laki-laki yang ditemui Chihiro dijembatan menolongnya.
Untuk menyelamatkan Papa dan Mama serta kembali ke dunia manusia, Chihiro harus bekerja pada Yuu Baba, seorang penyihir wanita yang menguasai sebuah rumah pemandian.
Bagaimana selanjutnya? Tonton saja animenya.
            Chihiro, tokoh utama di anime ini sendiri bertemu dengan Kaonashi di jembatan ketika ia hendak menyusup. Dilain kesempatan, Chihiro membukakan pintu untuk Kaonashi yang sedang kehujanan diluar. Disinilah si Kaonashi jatuh hati kepada Chihiro. Kaonashi ingin memberikan apapun untuk Chihiro. Awalnya Kaonashi membantu Chihiro untuk mengambil papan pesanan air herbal, namun kemudian Kaokashi ini menimbulkan masalah.
            Kaonashi, seperti namanya adalah sesosok yang tidak memiliki wajah, tidak memiliki karakter. Suatu kali ia memakan seekor kodok pelayan pemandian yang rakus, dan Kaonashi berubah menjadi sosok yang rakus. Ia memakan apa saja, seakan tak pernah kenyang. Apa saja ia lahap, apa saja ia makan, tidak pernah merasa puas. Yah, seperti orang rakus. Mungkin jika ia tidak memakan kodok itu, dan memakan kodok lain yang memiliki sifat yang berbeda, akan berbeda pula karakter turunannya. Ketika si kodok ia muntahkan, kaonashi kembali menjadi sosok awalnya. Tanpa karakter.
            Sosok  Kaonashi ini tentu mengingatkan saya tentang banyak hal, dan tentang banyak orang. Seperti tentang teko yang diisi dengan teh, tentu akan mengeluarkan teh. Jika diisi jus, tentu akan mengeluarkan jus.
            Ada berapa orang Kaonashi diluar sana? Banyak. Banyak..
            Ada banyak orang yang belum memiliki karakter, teko-teko kosong sehingga begitu mudah mereka di pengaruhi oleh karakter-karakter baru yang bersinggungan dengan mereka. Mayoritas adalah anak-anak muda yang baru keluar dari cangkang mereka. Sebut saja cangkang ini keluarga mereka. Mereka adalah sasaran-sasaran empuk kodok-kodok berkarakter.
Hedonis, pluralis, liberal, sekuleris, apatis, adalah sebagian karakter yang bisa saya sebutkan sebagai karakter-karakter yang mengkhawatirkan.
            Namun ada pula orang-orang yang sudah memiliki karakter ketika mereka keluar dari cangkang mereka. Ternyata di dalam cangkang mereka telah di tempa dengan begitu baik sehingga membentuk karakter mereka sedemikian rupa. Tak heran, yang sudah berkarakter ini berpotensi mengisi teko-teko yang kosong. Pun karakter yang mengkhawatirkan itu. Karena telah ditempa dengan sedemikian rupa, akan sulit sekali mengatakan bahwa karakter bawaan mereka mengkhawatirkan. Bahkan mungkin membanggakan dan perlu di bagi kepada teko-teko lain, terutama teko-teko tanpa isi.
            Masing-masing karakter ini akan tumbuh dan tumbuh. Berkembang biak karena begitu banyak teko yang berhasil di isi, atau mati karena tak satupun berhasil terpengaruhi. Karakter-karakter pun akan saling berbenturan. Karater yang belum matang bisa jadi berfikiran pendek, mengambil jalan pintas, terpengaruh karakter yang lain, membelot, atau kembali ke asal. Karakter yang sudah matang, berpotensi sebagai penggerak karakter yang lain dan bekerja di balik layar.
            Lalu, apakah yang sudah berkarakter buruk, tak bisa di ubah karakternya?
            Kembali lagi ke anime Spirited Away. Kaonashi akhirnya berhasil kembali ke karakter awalnya setelah Chihiro memberikan kue ramuan yang ia dapatkan dari seorang dewa. Saya percaya, ada kue ramuan atau formula-formula yang dapat digunakan untuk mengebalikan karakter asli mereka (yang tanpa karakter sekalipun). Tidak serta merta memang, seperti kue Chihiro. Namun saya percaya dengan tindakan, lisan dan hati yang berdoa, akan  berhasil menemukan formula terbaik untuk mengembalikan mereka ke hakekat karakter sesungguhnya.  Hanya saja masalahnya, bagaimana menumbuhkan karakter yang akan mengembalikan karakter mereka. Siapa yang akan membuat kue sejenis kue chihiro?
            Disinilah PR sebenarnya. PR siapa? PR saya, dan mungkin kamu yang masih peduli dengan teko-teko.
            Btw, ngomongin teko, kapan kita ngeteh bareng?

            

4 comments:

Followers

About Me

My photo
Warna-warna yang selalu menghidupi kehidupan anda. Serba-serbinya, seluk beluknya. Bukan aku, tapi warna-warnaku dari refleksi tulisanku. Ayo menulis!!!

Popular Posts

Copyright © Tinta Kering | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com